TATALAKSANA FULL EDENTULOUS ANTERIOR RAHANG ATAS DENGAN PENYULIT FLABBY TISSUE DENGAN TEKNIK MINIMAL DISPLACIVE

"Pada penderita yang kehilangan banyak gigi, bila tidak segera memakai gigi tiruan akan terjadi resorpsi atau atropi pada residual ridgenya."

Bimo Rintoko*, Rostini**

* Staf Program Studi Ilmu kedokteran Gigi Universitas YARSI Jakarta

** Staf Departemen Prostodonsia FKG Unair Surabaya

ABSTRACT

Background : In this paper will discuss the management of full edentulous maxilla with anterior flabby tissue. Purpose : Understand the management of full edentulous maxilla with anterior flabby tissue. Case : Male patient 78 years old, self-employed jobs present with the old denture was discolored and easily separated when used to eat. Patients made an old denture by ”Dental Smith” and worn for 15 years. Patients come to made a new denture. Case Management : In this case the maxillary anterior region was performed clinical examination and there are areas flabby tissue. Flabby tissue examination using palpation by hand. Conclusion : Treatment of flabby tissue maxilla using minimal displacive techniques can obtain printouts wide (maximum denture bearing area) but it was not until over extention.

ABSTRAK

Latar Belakang : Di dalam makalah ini akan dibahas penanganan full edentulous rahang atas disertai peyulit flabby tissue daerah anterior. Tujuan : Memahami tatalaksana full edentulous rahang atas disertai peyulit flabby tissue daerah anterior. Kasus : Penderita dengan jenis kelamin pria umur 78 tahun dengan pekerjaan wiraswasta datang dengan keluhan utama gigi tiruan lama telah berubah warna dan mudah lepas bila digunakan makan. Penderita membuat gigi tiruan lama oleh tukang gigi dan dipakai selama 15 tahun. Penderita datang ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru. Tatalaksana Kasus : Dalam kasus ini daerah anterior rahang atas telah dilakukan pemeriksaan klinis dan terdapat daerah flabby tissue. Pemeriksaan flabby tissue menggunakan perabaan dengan tangan. Kesimpulan : Perawatan gigi tiruan disertai flabby tissue rahang atas dengan menggunakan teknik minimal displacive dapat memperoleh hasil cetakan yang luas (maximum denture bearing area) akan tetapi tidak sampai over extention.

Kata Kunci : Full edentulous, flabby tissue, minimal displacive.

Korespondensi : Bimo Rintoko. Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi Universitas YARSI Jakarta. Email : [email protected].

PENDAHULUAN

Telah ada beberapa dokumentasi tentang fenomena kasus edentulous “flabby maxillary ridge”. Watson telah mendiskusikan fenomena ini pada tahun 1970, dan menjelaskan teknik mencetak/impression untuk maxillary fibrous ridge. Diskusi terbaru telah dilaporkan oleh Kelly pada tahun 1972, ketika ia menjelaskan terjadinya perubahan yang disebabkan oleh gigi tiruan lepasan pada mandibula dengan antagonis gigi tiruan lengkap pada maksila. Kelly menyarankan istilah “combination syndrome” untuk menjelaskan gambaran klinisnya, yaitu kehilangan tulang dari anterior maksila disertai fibrous tissue hyperplasia; overgrowth of the maxilla tuberosities; extrusion of the anterior mandibula natural dentition dan papillary hyperplasia of the hard palate.

Pada survey terbaru dari UK adult dental health6, bahwa pada pasien dewasa di atas 55 tahun kehilangan semua gigi pada maksila dengan antagonis kehilangan gigi sebagian pada mandibula. Hal ini menerangkan bahwa penatalaksanaan pasien dengan semua gambaran combination syndrome akan menjadi sebuah keharusan bagi dokter gigi.

TINJAUAN PUSTAKA

Full denture merupakan gigi tiruan yang mengganti semua geligi dan jaringan yang hilang pada rahang atas dan rahang bawah. Tujuan pembuatan full denture ialah untuk memperbaiki fungsi kunyah, fungsi bicara, estetik dan menjaga kesehatan jaringan rongga mulut (Osborne dan Lamine, 1986). Pada penderita yang kehilangan banyak gigi, bila tidak segera memakai gigi tiruan akan terjadi resorpsi atau atropi pada residual ridgenya.

Menurut Finbarr Allen (2005), “Flabby” anterior maxillary ridge sering ditemukan pada pasien dengan kehilangan semua gigi pada maksila dengan antagonis gigi asli pada bagian anterior mandibula. Hal ini dapat menimbulkan trauma pada anterior maxillary ridge terhadap semua occlusal forces yang diteruskan pada area ini, sehingga tulang alveolar/bony ridge yang rusak digantikan oleh jaringan fibrosa.

Pada ridge yang flabby pada anterior maksila, permasalahan utama adalah support yang tidak baik untuk gigi tiruannya sehingga akan bergerak saat berfungsi, sehingga mempengaruhi retensi dan stabilisasinya (Finbarr Allen, 2005).

Ada beberapa macam teknik yang dapat digunakan untuk pencetakan, tetapi tujuan utama pencetakan adalah sama, yaitu mengurangi pergerakan anterior mobile flabby tissue selama berfungsi. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah, cetakan pertama/primary impression harus meminimalkan distorsi dari mukosa yeng bergerak (mobile tissue). Bahan cetak/impression material yang dipakai adalah irreversible hydrocolloid (alginate), impression plaster and low atau medium viscosity elastomer. Pembuatan cetakan definitive (master impression) dapat dibuat kemudian dengan menggunakan minimal displacive (Anderson dan Storer, 1981) atau teknik selective pressure impression (Watt dan McGregor, 1976).

KASUS

Penderita dengan jenis kelamin pria umur 53 tahun dengan pekerjaan sebagai wiraswasta. Penderita datang dengan keluhan gigi tiruan lama telah berubah warna dan mudah lepas bila digunakan makan. Penderita membuat gigi tiruan lama oleh tukang gigi dan telah dipakai selama 15 tahun. Penderita datang ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru. Pemeriksaan klinis ekstra oral penderita pada temporo mandibular joint, mata, hidung tidak ada kelainan dan bentuk wajah tappered.

Gambar 1. Profil penderita (A) tampak depan, (B) tampak samping

Keadaan intra oral penderita diketahui full edentulous pada rahang atas dan rahang bawah. Pada jaringan lunak tidak ditemukan adanya kelainan.

Gambar 2. Intra oral penderita (A) Tampak depan, (B) Tampak samping kanan, (C) Tampak samping kiri

Gambar 3. Giigi tiruan lengkap lama yang dibuat oleh tukang gigi.

Pada pemeriksaan klinis daerah anterior rahang atas terdapat flabby tissue, pemeriksaan dilakukan dengan palpasi menggunakan tangan. Oklusi tidak ada dan oklusi dinamik tidak dapat ditentukan. Vestibulum rahang atas dan rahang bawah dangkal. Frenulum rahang atas dan rahang bawah rendah. Bentuk ridge rahang atas dan rahang bawah ovoid. Relasi ridge depan edge to edge. Bentuk dalam palatum ovoid. Torus palatinus dan torus mandibularis flat. Tubermaxillae tidak ada. Eksostosis tidak ada.

A

B

A

B

C

A

B

Gambar 4. Daerah flabby tissue anterior rahang atas.

Kajian radiografi panoramik geligi penderita yaitu gambaran radiolusent pada ridge anterior dan posterior rahang atas.

Gambar 6. Foto panoramik penderita

Diagnosis pada kasus ini adalah Edentulous Ridge Rahang atas dan rahang bawah. Tidak ada perawatan pendahuluan. Desain gigi tiruan adalah gigi tiruan lengkap (GTL) pada rahang atas dan rahang bawah.

Gambar 7. Desain gigi tiruan rahang atas dan rahang bawah

PENATALAKSANAAN KASUS

Membuat individual tray rahang atas dan rahang bawah.Border moulding rahang atas dan rahang bawah menggunakan green stick dengan melakukan gerakan muscle trimming.Individual tray rahang atas dibuat lubang pada daerah flabby tissue.

Gambar 8. (A) dan (B) Pada daerah flabby tissue rahang atas dibuat lubang. (C) Border moulding rahang bawah.

Pencetakan fungsional rahang bawah menggunakan individual tray dengan bahan cetak putty, dan pada daerah yang dibuat lubang dibiarkan kosong. Lalu pada daerah flabby tissue dibuat lubang lalu dicetak dengan menggunakan elastomer light body. Hasil cetakan kemudian diisi dengan menggunakan stone gips ( tipe IV ) dan digunakan untuk model kerja. Lalu dibuat galangan gigit rahang atas dan rahang bawah.

Gambar 9. (A) Hasil cetakan rahang atas, (B) Hasil cetakan rahang bawah.

Menentukan relasi vertikal (vertikcal jaw relation), yaitu dilekatkan benang wol pada daerah ala nasi. Masukkan galangan gigit pada mulut penderita, perhatikan profil (dilihat lip support), panjang galangan gigit tampak 2 mm di bawah garis bibir. Sesuaikan garis tragus ala nasi dengan bidang oklusal galangan gigit dengan menggunakan bite plate. Pasang galangan gigit rahang bawah sesuaikan dengan galangan gigit rahang atas sampai mencapai kontak seimbang, lalu dibuat titik pada nasion dan gnation pada penderita. Dalam kondisi istirahat/bibir atas dan bibir bawah tidak kontak, ukur jarak antara kedua titik tersebut. Menetukan relasi horizontal (horizontal jaw relation). Setelah sesuai galangan gigit rahang atas dan rahang bawah difiksasi.

Selanjutnya adalah pemasangan model kerja dalam artikulator, penyusunan anasir gigi, percobaan gigi tiruan malam pada penderita, diperhatikan oklusi gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah serta lip support penderita, processing akrilik, pasang percobaan gigi tiruan akrilik rahang atas dan rahang bawah, insersi gigi tiruan rahang atas dan rahang bawah. Diperhatikan retensi, kestabilan, dan oklusi gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah. Instruksi ke penderita untuk menjaga kebersihan jaringan disekitarnya dan gigi tiruannya. Penderita harus melakukan kunjungan kontrol berkala ke dokter gigi.

A

B

C

A

B

Gambar 10. (A), (B), (C) Keadaan intraoral penderita setelah memakai gigi tiruan lengkap.

Kontrol I dilakukan 1 hari (24 jam) setelah insersi gigi tiruan. Penderita mengeluh gigi tiruannya masih sakit pada bagian posterior sebelah kiri, pada pemeriksaan klinis didapatkan sayap bukal yang terlalu panjang. Dilakukan pengurangan pada sayap bukal tersebut. Gigi tiruan tetap retentif dan stabil. Pemeriksaan fonetik penderita belum dapat berbicara dengan jelas.

Kontrol II dilakukan 3 hari setelah insersi gigi tiruan. Tidak ada keluhan dari penderita, dan penderita merasa senang sudah bisa mengunyah makanan lunak, pada pemeriksaan klinis tidak ada kelainan, gigi tiruan tetap retentif dan stabil.

Kontrol III dilakukan 7 hari setelah insersi gigi tiruan. Penderita beradaptasi lebih baik lagi. Penderita diinstruksikan untuk selalu membersihkan mulut dan gigi tiruannya serta melakukan kunjungan berkala. Pada pemeriksaan klinis tidak ada kelainan, gigi tiruan tetap retentif dan stabil. Penderita sudah bisa berbicara dengan jelas.

PEMBAHASAN

Pada kasus ini penderita datang ke klinik dengan keluhan gigi tiruan lama sudah tidak enak dipakai untuk makan. Sebelumnya penderita mengaku telah memakai gigi tiruan yang dibuat oleh tukang gigi (Gambar 3 dan 4). Penderita ingin dibuatkan gigi tiruan baru untuk menggantikan gigi tiruan lamanya.

Dalam kasus ini daerah anterior rahang atas telah dilakukan pemeriksaan klinis dan terdapat daerah flabby tissue. Pemeriksaan flabby tissue menggunakan perabaan dengan tangan. Menurut Finbarr Allen (2005), “Flabby” anterior maxillary ridge sering ditemukan pada pasien dengan kehilangan semua gigi pada maksila dengan antagonis gigi asli pada bagian anterior mandibula. Hal ini dapat menimbulkan trauma pada anterior maxillary ridge terhadap semua occlusal forces yang diteruskan pada area ini, sehingga tulang alveolar/bony ridge yang rusak digantikan oleh jaringan fibrosa.

Penderita telah lama kehilangan giginya dan pembuatan gigi tiruan lengkap di tukang gigi tidak baik dan tidak retentif. Hal ini sesuai dengan pendapat Kelly, hal tersebut di atas disebabkan oleh terbatasnya atau kurangnya posterior seal dan terjadinya resorbsi tulang yang disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan lepasan pada mandibula.

Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam permasalahan klinis yang berhubungan dengan penatalaksanaan flabby maxillary ridge adalah 1.) Retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan lengkap maksila, 2.)Terbatasnya/kurangnya posterior interocclusal space. Kecekatan suatu gigi tiruan lengkap merupakan kombinasi dari kekuatan retensi, stabilisasi dan support. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut 1.) Retensi bergantung pada kekuatan resistensi gigi tiruan agar tidak lepas dari denture-bearing area, 2.) Stabilisasi bergantung pada tidak adanya pergerakan gigi tiruan ke arah lateral atau antero-posterior dan 3.) Support bergantung pada faktor resistensi gigi tiruan pada denture-bearing tissue sehingga tidak terlepas. Hal-hal tersebut harus diperhatikan, dan menjadi acuan dalam perencanaan gigi tiruan lengkap. Pada

ridge yang flabby pada anterior maksila, permasalahan utama adalah support yang tidak baik untuk gigi tiruannya sehingga akan bergerak saat berfungsi, sehingga mempengaruhi retensi dan stabilisasinya (Finbarr Allen, 2005).

Di dalam kasus ini, pencetakan definitif menggunakan teknik minimal displacive (Gambar 8). Teknik minimal displacive adalah bukan teknik true mucostatic, dimana pada beberapa denture-bearing tissue memerlukan penekanan selama proses pencetakan. Teknik ini memerlukan modifikasi, yaitu close-fitting tray dengan lubang disekitar flabby ridge (Finbarr Allen, 2005). Pencetakan fungsional rahang atas menggunakan individual tray dengan bahan cetak putty, dan pada daerah yang dibuat lubang dibiarkan kosong. Lalu pada daerah dibuat lubang atau daerah flabby tissue dicetak dengan menggunakan elastomer light body (Gambar 9). Setelah kontrol ke IV penderita baru merasa nyaman dengan gigi tiruannya. Tidak temukan adanya kemerahan dan keradangan pada mukosa. Penderita diinstruksikan untuk kontrol secara periodik minimal 3 bulan sekali.

KESIMPULAN

Kentungan menggunakan teknik minimal displacive ini adalah memperoleh hasil cetakan yang dapat meliputi daerah yang luas (maximum denture bearing area) akan tetapi tidak sampai over extention terutama penderita dengan flabby tissue anterior.